PENCEMARAN UDARA OLEH SAMPAH
Pencemaran Udara oleh Sampah
Pembakaran
sampah merupakan kegiatan yang dideteksi mempunyai peranan besar dalam
pencemaran udara. Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat
berperan dalam menambah jumlah zat pencemar di udara terutama debu dan
hidrokarbon. Hal penting yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran udara
oleh sampah adalah emisi partikulat akibat proses pembakaran, sedangkan emisi
dari proses dekomposisi yang perlu diperhatikan adalah emisi HC dalam bentuk
gas methane. Zat atau gas polutan ini, tidak hanya berbahaya bagi lingkungan
tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan akibat
pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan, pemicu kanker
(karsinogenik).
Sebagai
gambaran pembakaran 1 ton sampah akan menghasilkan 30 kg gas CO, gas tersebut
jika dihirup akan berikatan sangat kuat dengan haemoglobin darah sehingga dapat
menyebabkan tubuh orang yang menghirup akan kekurangan O2 dan
menimbulkan kematian. Pembakaran sampah organik juga akan menghasilkan gas
methane. Membakar potongan kayu akan menghasilkan senyawa formaldehyde yang
mengakibatkan kanker. Sampah organik yang masih agak basah seperti daun,
ranting, batang, sisa sayuran atau buah jika dibakar tidak akan semua terbakar
dan akan menghasilkan partikel-partikel padat yang dapat beterbangan. Satu ton
sampah organik akan menghasilkan sembilan kilogram partikel padat yang mengandung senyawa
hidrokarbon berbahaya.
Pembungkus
kabel , kulit, pipa pralon jika dibakar akan menghasilkan gas HCl yang bersifat
korosif, dan nilon, busa yang terdapat dalam matras, sofa dan karpet berbusa
jika dibakar akan menghasilkan gas berbahaya. Jika pembakaran dilakukan pada
suhu lebih dari 600oC akan menghasilkan HCN. Sebaliknya jika
dilakukan pada suhu kurang dari 500oC akan dihasilkan isosianat yang
juga sangat berbahaya.
Dari
hasil penelitian dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran
sampah rumah tangga pada kondisi pembakaran dan suhu yang rendah dapat
menimbulkan gas racun dioksin. Dioksin merupakan bahan kimia beracun yang
bersifat ada terus menerus, terakumulasi secara biologi dan tersebar di dalam
lingkungan dalam konsentrasi yang rendah, juga termasuk bahan yang bersifat
karsinogen yang bisa meningkatkan resiko terkena kanker terhadap manusia. Efek
samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan system hormone, perubahan
pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, penekanan terhadap system
kekebalan tubuh, dan perubahan di tingkat pertumbuhan awal dari hormone, serta
pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius.
Dioksin
mempunyai struktur kimia yang sangat stabil dan bersifat lipofilik yaitu tidak
mudah larut dalam air tetapi mudah larut dalam lemak. Karena kestabilan
strukturnya ini, maka dioksin sangat berbahaya, sebab tidak mudah rusak atau
terurai dan dioksin dapat berada di dalam tanah dan terakumulasi sampai 10-12
tahun. Dioksin bersifat mudah larut dalam lemak sehingga dapat terakumulasi
dalam pangan yang relative tinggi kadar lemaknya, antara lain dalam daging baik
daging sapi maupun unggas, susu dan berbagai bahan makanan hasil olahan susu,
telur dan bahkan ikan. Senyawa dioksin yang terbuang ke dalam saluran air akan
terbawa ke sungai dan akhirnya ke laut, terus menumpuk karena sukar terurai,
lalu masuk ke dalam tubuh hewan air termasuk ikan, dan terus menumpuk pada
tubuh hewan tersebut sampai akhirnya dimakan oleh manusia. Ini merupakan salah
satu rantai cara masuknya dioksin ke dalam tubuh manusia disamping melalui
udara.
Di
samping dioksin, pembakaran sampah di dalam udara terbuka juga menimbulkan
kabut asap yang tebal yang mengandung bahan lainnya seperti partikel debu yang
kecil-kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) berukuran 10 mikron,
biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10
ini, sehingga bisa masuk ke dalam paru-paru kita dan bisa mengakibatkan sakit
gangguan pernafasan (asma dan radang paru-paru), infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA), radang selaput lendir mata, alergi, iritasi mata dll.
Comments
Post a Comment