Posts

Showing posts from 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR (2)

A.         Penentuan Titik Pengambilan Sampel Penentuan titik pengambilan sampel pada kolom air bertujuan agar pada saat pengambilan sampel, benda yang terapung di permukaan air dan endapan yang mungkin tergerus dari dasar sungai tidak ikut terambil. Titik pengambilan sampel air yang berupa air permukaan dan air tanah ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut. 1.         Titik Pengambilan Sampel Air Permukaan Pengambilan sampel air permukaan dapat dilakukan terhadap air sungai dan air waduk atau danau. Titik pengambilan sampel air sungai ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut. a.      Pada sungai dengan debit kurang dari 5 m 3 /detik, sampel air diambil pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman sungai. b.     Pada sungai dengan debit antara 5-150 m 3 /detik, sampel air diambil pada dua titik, masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman sungai. c.         Pada sungai dengan debit lebih dari 150 m 3 /detik,

PEMANTAUAN KUALITAS AIR (1)

A.        Jenis-Jenis Sampel Air Jenis-jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut. 1.      Sampel sesaat ( grab sample ), yaitu sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel. 2.        Sampel komposit ( composite sample ), yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik air secara terus-menerus. 3.      Sampel gabungan tempat ( integrated sample ), yaitu sampel gabungan yang diambil secara     terpisah dari beberapa tempat dengan volume yang sama. B.         Pertimbangan dan Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel Ada beberapa pertimbangan yang

PENGELOLAAN SAMPAH

Beberapa penelitian membuktikan bahwa masalah sampah merupakan konsekuensi pertambahan penduduk perkotaan yang semakin meningkat pesat. Namun, di samping faktor populasi tersebut, jumlah timbulan sampah juga dipengaruhi oleh pendapatan, iklim, kebiasaan hidup, tingkat pendidikan, kepercayaan, maupun budaya yang dianut, dan perilaku sosial maupun perilaku publik. Untuk itu, Damanhuri (2007) menjelaskan bahwa Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu adalah sistem manajemen yang mengintegrasikan aspek perencanaan pengelolaan sampah dengan pembangunan perkotaan, mempertimbangkan semua aspek terkait, seperti aspek ekonomi, lingkungan, sosial dan institusi, politik, keuangan dan aspek teknis secara simultan, serta memberi peluanga bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses perencanaan pengambilan keputusan. Wibowo dan Djajawinata (2003) mengemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengatasi masalah sampah perkotaan, antara lain: a.           Melakukan pengenala