Posts

PUPUK ANORGANIK DAN PERMASALAHANNYA

Edisi Catatan Kuliah #3 PUPUK ANORGANIK DAN PERMASALAHANNYA 1.          Peranan Pupuk Anorganik dalam Sistem Pertanian di Indonesia Meskipun Indonesia telah mencapai swasembada beras sejak tahun 1984, peningkatan produksi beras harus tetap diupayakan apabila kita ingin mempertahankan swasembada. Produksi perkebunan harus pula ditingkatkan untuk memperbesar pangsa pertanian dalam ekspor dan untuk mendorong pendirian/pengembangan industri pertanian. Peningkatan produksi pertanian dapat dilaksanakan dengan memperluas lahan (ekstensifikasi) dan atau meningkatkan produktivitas lahan yang sudah dipakai (intensifikasi). Baik untuk intensifikasi maupun ekstensifikasi, pupuk tidak dapat ditinggalkan. Dalam intensifikasi, pupuk diperlukan untuk peningkatan produktivitas tanah lahan hara dan untuk mengembalikan produktivitas tanah dan lahan konversi. Pupuk untuk intensifikasi semakin penting berkenaan dengan penggunaan bibit yang makin unggul dalam hal tanggapannya terhadap pasokan

BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

Edisi Catatan Kuliah #1 Bioteknologi lingkungan adalah pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi terbagi atas dua, yaitu 1) bioteknologi konvensional, memproduksi tempe, keju, kecap, dan mikroprotein; 2) bioteknologi modern berupa kultur jaringan dan rekayasa genetik. Perbandingan bioteknologi konvensional dan modern: Bioteknologi konvensional: a)       Memakai makhluk hidup secara langsung b)       Tanpa didasari prinsip ilmiah c)        Berdasarkan keterampilan yang diwariskan turun-temurun d)       Tidak diproduksi secara missal Bioteknologi modern: a)       Memakai makhluk hidup dan komponennya secara langsung b)       Menggunakan prinsip-prinsp ilmiah c)        Hasil pengkajian berbagai disiplin ilmu yang mendalam d)       Reproduksi secara missal Sejarah singkat perkembangan bioteknologi: a)       Ragi untuk pembuatan anggur (< 600 SM) b)       Ragi untuk mengembangkan roti ( ± 4

LINGKUNGAN HIDUP DAN HUBUNGAN FUNGSIONALNYA

Edisi Catatan Kuliah #2 Makhluk hidup, meliputi tumbuhan, hewan, jasad renik Makhluk tak hidup, meliputi udara, air, batu, dan tanah Lingkungan hidup: ruang yang ditempati oleh makhluk hidup dan  makhluk tak hidup dalam satu kesatuan ruang. Faktor yang menentukan lingkungan hidup: 1)       jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur (hidup dan tak hidup) lingkungan tersebut 2)       hubungan/interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup 3)       kelakuan/ kondisi unsur lingkungan hidup 4)       faktor nonmaterial, berupa suhu, cahaya, dan kebisingan Kebutuhan dasar dapat dibagi secara hierarkis berturut-turut dari atas ke bawah: 1)       kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati: makan, minum, dsb 2)       kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi 3)       kebutuhan dasar untuk memilih Kebutuhan dasar untuk kelangsungan makhluk hidup: 1)       makhluk hidup selalu menjaga kelangsungan hidupnya secara individu juga sebagai jenisnya 2)     

PEMANTAUAN KUALITAS AIR (2)

A.         Penentuan Titik Pengambilan Sampel Penentuan titik pengambilan sampel pada kolom air bertujuan agar pada saat pengambilan sampel, benda yang terapung di permukaan air dan endapan yang mungkin tergerus dari dasar sungai tidak ikut terambil. Titik pengambilan sampel air yang berupa air permukaan dan air tanah ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut. 1.         Titik Pengambilan Sampel Air Permukaan Pengambilan sampel air permukaan dapat dilakukan terhadap air sungai dan air waduk atau danau. Titik pengambilan sampel air sungai ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut. a.      Pada sungai dengan debit kurang dari 5 m 3 /detik, sampel air diambil pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman sungai. b.     Pada sungai dengan debit antara 5-150 m 3 /detik, sampel air diambil pada dua titik, masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman sungai. c.         Pada sungai dengan debit lebih dari 150 m 3 /detik,

PEMANTAUAN KUALITAS AIR (1)

A.        Jenis-Jenis Sampel Air Jenis-jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut. 1.      Sampel sesaat ( grab sample ), yaitu sampel yang diambil secara langsung dari badan air yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel. 2.        Sampel komposit ( composite sample ), yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik air secara terus-menerus. 3.      Sampel gabungan tempat ( integrated sample ), yaitu sampel gabungan yang diambil secara     terpisah dari beberapa tempat dengan volume yang sama. B.         Pertimbangan dan Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel Ada beberapa pertimbangan yang

PENGELOLAAN SAMPAH

Beberapa penelitian membuktikan bahwa masalah sampah merupakan konsekuensi pertambahan penduduk perkotaan yang semakin meningkat pesat. Namun, di samping faktor populasi tersebut, jumlah timbulan sampah juga dipengaruhi oleh pendapatan, iklim, kebiasaan hidup, tingkat pendidikan, kepercayaan, maupun budaya yang dianut, dan perilaku sosial maupun perilaku publik. Untuk itu, Damanhuri (2007) menjelaskan bahwa Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu adalah sistem manajemen yang mengintegrasikan aspek perencanaan pengelolaan sampah dengan pembangunan perkotaan, mempertimbangkan semua aspek terkait, seperti aspek ekonomi, lingkungan, sosial dan institusi, politik, keuangan dan aspek teknis secara simultan, serta memberi peluanga bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses perencanaan pengambilan keputusan. Wibowo dan Djajawinata (2003) mengemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengatasi masalah sampah perkotaan, antara lain: a.           Melakukan pengenala