RAINWATER HARVESTING (PEMANENAN AIR HUJAN)
Air merupakan salah satu dari
kebutuhan primer masyarakat. Kebutuhan akan air bersih masyarakat umumnya
disuplai oleh PDAM. Namun hingga saat ini, tidak seluruh masyarakat memperoleh
air bersih dari PDAM sehingga untuk mendapatkan air bersih diperoleh dari air
tanah. Pemanfaatan air tanah untuk kebutuhan sehari - hari bagi keperluan
rumah tangga merupakan hal yang wajar dan aman karena air tanah akan terisi
kembali pada saat musim hujan. Namun akan menjadi berbahaya jika terjadi
eksploitasi berlebihan terhadap air tanah. Eksploitasi air tanah ini terjadi
karena terlalu banyak pihak yang menggunakan air tanah seperti
perumahan-perumahan yang tidak berlangganan PDAM dan industri-industri kecil
maupun besar yang membutuhkan banyak air setiap harinya.
Parahnya lagi, pada saat musim
hujan yang seharusnya merupakan saat di mana tanah menyerap air, tidak dapat
dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan daerah-daerah yang dapat menyerap
air ke dalam tanah semakin hari semakin berkurang. Pesatnya pembangunan
perkotaan telah menggantikan areal persawahan menjadi perumahan, mengubah
lahan-lahan kosong yang ditumbuhi tanaman menjadi rimba beton dan aspal.
Saat terjadi hujan, air menjadi
tertahan di permukaan tanah oleh beton jalan raya dll., hanya sedikit
yang dapat terserap tanah (infiltrasi), sisanya menjadi air limpasan atau jika
dalam jumlah yang cukup banyak mengakibatkan banjir. Namun, tentu saja
pertumbuhan perkotaan merupakan hal yang positif, dengan syarat tetap memperhatikan
dampak terhadap lingkungan
Eksploitasi air tanah dapat
menyebabkan tanah menjadi ambles (land subsidence). Selain itu, juga akan
menyebabkan kesulitan air bersih karena air tanah tersebut semakin sulit
diperoleh. Apabila eksploitasi air tanah berlanjut tanpa ada rem, krisis
air tampaknya akan menjadi kenyataan.
Air hujan yang ditangkap kemudian
ditampung (rain water harvesting) dapat dimanfaatkan oleh rumah tangga
untuk kebutuhan sehari-hari dengan beberapa perlakuan apabila dibutuhkan, atau digunakan
industri kecil seperti usaha pencucian motor dan mobil, usaha laundry, dll.
Dengan disubtitusi oleh air hujan, eksploitasi air tanah dapat direduksi, tidak
hanya itu air hujan yang sudah tidak tertampung dalam penampungan (reservoir)
dapat dimasukkan ke dalam tanah dengan menggunakan sumur resapan sehingga dapat
menambah persediaan air tanah. Jika tempat penampungan memiliki kapasitas yang
besar, air tersebut dapat dimanfaatkan hingga musim kemarau.
Pemanenan air hujan (rain water
harvesting) merupakan suatu cara sederhana. Butiran air hujan yang jatuh
ditangkap oleh penangkap air hujan, penangkap air hujan yang digunakan biasanya
adalah atap bangunan karena selain efektif juga efisien. Semakin luas atap
bangunan, semakin banyak juga air hujan yang dapat ditangkap, kemudian air
hujan tersebut dialirkan oleh talang-talang air ataupun pipa-pipa menuju ke
tempat penampungan, tempat penampungan biasanya berada dalam tanah karena
apabila terisi air bobotnya akan sangat berat.
Teknologinya cukup sederhana,
tetapi dapat memberikan manfaat nyata. Bahkan dapat dibuat oleh orang yang awam
sekalipun, karena proses pembuatannya lebih banyak menggunakan pekerjaan
pertukangan. Terlebih lagi kesadaran masyarakat akan air lebih diperlukan
daripada penguasaan teoretis secara mendalam metode ini. Namun, apabila
pembuatannya disertai dengan perhitungan yang cermat dalam penentuan kapasitas
penampung, curah hujan, perpipaan, dll., tentu akan memberikan hasil yang lebih
baik.
Cara ini bisa dilakukan di mana
saja. Adapun tempat yang baik untuk mengaplikasikan cara ini adalah pada
bangunan berukuran cukup besar ataupun sarana umum seperti masjid, gedung
serbaguna, gedung olah raga, dll
Di Indonesia, pemanenan air
hujan masih jarang digunakan. Mengingat ketersedian air saat ini bukan
merupakan masalah yang paling mendesak, meskipun tanda-tanda krisis air sudah
mulai tampak. Dengan menerapkan pemanenan air hujan, sedikitnya ada dua manfaat
bisa didapat.
Pertama, penghematan biaya.
Memang pada saat ini harga air bersih tidak semahal harga BBM. Namun,
apabila dapat berhemat dari pengeluaran untuk air bersih, mengapa tidak.
Khusunya di daerah yang biasanya harus membeli air dalam jeriken, juga untuk
industri-industri kecil seperti usaha pencucian mobil dan motor serta usaha
laundry yang setiap harinya banyak membutuhkan air.
Kedua, manfaat untuk lingkungan
kita. Pemanenan air hujan dapat mengurangi pemakain dari air tanah.
Selama musim hujan, air sangat melimpah sehingga dapat digunakan langsung
ataupun dengan diberikan perlakuan terlebih dahulu jika diperlukan, selebihnya
air hujan tersebut ditampung dalam sebuah bak penampungan agar dapat digunakan
pada musim kering.
Meskipun kebutuhan air pada
musim kering tidak dapat dipenuhi seluruhnya dari air hasil penampungan tersebut,
tetapi akan sangat berpengaruh terhadap pengurangan penggunaan air tanah.
Kembali pada ssat musim hujan, jika bak penampungan telah terisi penuh, air
hujan yang telah dipanen dapat disalurkan pada sumur resapan. Sumur resapan ini
dapat mengisi kembali air tanah, juga untuk menghindari banjir yang disebabkan
air tidak dapat meresap ke dalam tanah.
Jika kita bersikap baik terhadap
lingkungan, mungkin lingkungan juga akan bersikap baik terhadap kita, lagi pula
sebaiknya tidak menunggu bencana datang terlebih dahulu jika tindakan
antisipasi dapat mulai dilakukan.
Comments
Post a Comment