KETIKA KRISIS AIR MELANDA
Kemarau
panjang saat ini tengah melanda sebagian besar wilayah di Indonesia. Lahan
pertanian semakin berkurang serta air bersih mulai susah didapatkan merupakan
contoh nyata dari dampak dari kemarau panjang. Krisis air minum diperkirakan
akan memburuk di masa mendatang mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat
sementara cadangan air minum dalam lapisan tanah (aquifer) mengalami penurunan.
Penurunan cadangan air minum dalam lapisan aquifer terjadi karena meningkatnya
eksploitasi terhadap sumber mata air aquifer tersebut sementara pengisian
kembali air tawar ke dalam lapisan aquifer menurun karena meningkatnya
pembabatan hutan. Padahal sumberdaya air minum dari lapisan aquifer merupakan
sumberdaya alam yang terbatas sehingga dalam suatu waktu sumberdaya ini dapat
habis. Sumberdaya air minum dari badan air sungai juga merupakan sumber daya
alam yang terbatas mengingat debit air sungai sangat dipengaruhi oleh curah
hujan, kondisi lahan di sekitarnya serta tingkat pencemaran dari sekitarnya.
Hal ini diperkuat lagi dengan adanya konversi lahan produktif menjadi pemukiman
dan industri, serta kondisi cuaca yang tidak menentu berupa kemarau yang
berkepanjangan, pencemaran lingkungan dan pemanasan global.
Padahal
secara umum tubuh manusia terdiri dari air sebesar 60-80 %, sehingga kualitas
hidup manusia sangat tergantung terhadap kualitas air minum yang dikonsumsinya.
Oleh karena itu, krisis air minum yang terjadi saat ini dapat membuat kita
ketakutan akan masa depan kita khususnya krisis air minum ini yang diduga akan
semakin memburuk di masa mendatang apabila tidak diambil langkah-langkah yang
tepat mulai sekarang. Langkah-langkah ini harus dipikirkan secara bersama-sama
oleh para peneliti, pemerintah dan masyarakat yang dalam hal ini yang paling
penting adalah adanya peran pemuda sebagai agen pengganti yang lebih baik.
Ada satu
penawaran dan solusi atas krisis air ini, yaitu dengan pemanfaatan air laut.
Air laut merupakan sumberdaya air minum yang tidak terbatas khususnya Indonesia
memiliki air laut sebesar 70 % dari luas wilayahnya. Dengan demikian untuk
mengatasi krisis air minum sekarang dan di masa mendatang, pemanfaatan air laut
menjadi air minum merupakan potensi yang harus terus diteliti. Konversi air
laut menjadi air minum dilakukan melalui proses destilasi yaitu proses
pemisahan air tawar dan kandungan garam yang terdapat di dalam air laut melalui
proses pemanasan, dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Saat
pemanasan terhadap air laut dilakukan, uap air berupa air tawar akan menguap
sedangkan larutan yang mengandung garam-garam akan mengendap. Uap air ini
kemudian diendapkan dengan menggunakan alat tertentu untuk mengumpulkan air
tawar. Air tawar hasil destilasi ini kemudian diproses menjadi air minum. Pada
proses pemanfaatan air laut dalam menjadi air minum melalui proses destilasi
dihasilkan produk sampingan seperti garam berkualitas tinggi, air laut dalam
untuk industri kosmetika, industri makanan dan minuman, industri budidaya
pertanian berupa sayur-sayuran, tomat dan lain-lain. Tak ketinggalan industri
budidaya perikanan, industri kesehatan, industri obat-obatan dan sebagai
pendingin ruangan atau air condition mengingat suhu air laut dalam yang relatif
rendah.
Meskipun proses
ini relatif mudah, tapi biaya produksi industri air mineral dari air laut masih
tergolong mahal. Namun, melihat kondisi saat ini dengan keterbatasan air tawar
dari badan air sungai dan badan air tanah aquifer serta pencemaran yang semakin
meningkat, ketidakmenentuan iklim, serta pemanasan global maka industri air
minum dari air laut di masa mendatang memiliki potensi yang sangat besar dan
dengan kemajuan teknologi, sehingga biaya produksi industri air minum ini akan
menjadi lebih murah dan efektif.
Sebenarnya
menjadi sesuatu yang ironi jika krisis air bersih melanda Indonesia. Padahal
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber-sumber air. Indonesia memiliki
6% persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air di Asia Pasifik,
namun pada kenyataannya dari tahun ke tahun Indonesia mengalami krisis air
bersih. Potensi ketersediaan air bersih dari tahun ke tahun cenderung berkurang
akibat rusaknya daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan. Padahal di lain
pihak kecenderungan konsumsi air bersih justru naik secara drastis mengikuti
laju pertumbuhan penduduk. Potensi sebagai negara yang kaya air, ternyata tidak
mampu menghindarkan Indonesia dari krisis air bersih. Setiap kali musim kemarau
tiba berbagai daerah mengalami krisis air. Namun ketika musim hujan tiba,
krisis air bersih tetap terjadi karena surplus air yang kerap mengakibatkan
banjir (yang pastinya kotor) sehingga sumber air tidak dapat termanfaatkan.
Untuk
mengatasi krisis air bersih, upaya penyelamatan lingkungan termasuk di antaranya
adalah dengan penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara
terintegrasi dan berkelanjutan. Upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi
krisis air bersih dapat dilakukan melalui berbagai cara. Menggalakkan gerakan
hemat air, menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree, konservasi
lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran sungai. Pun seharusnya dilakukan
pembangunan tempat penampungan air hujan seperti waduk sehingga airnya bisa
dimanfaatkan saat musim kemarau. Mencegah krisis air seminimal mungkin dengan
memanfaatkan air hujan yang terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air
atau lubang resapan biopori. Cara lain untuk melindungi air bersih adalah
dengan mengurangi pencemaran air baik oleh limbah rumah tangga, industri,
pertanian maupun pertambangan. Dan yang paling penting adalah dengan mencegah
sungai atau danau menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah.
Sumber:
http://117745eva.wordpress.com/2011/10/01/menanggulangi-krisis-air/
Comments
Post a Comment