KETIKA PEMANASAN GLOBAL MELANDA
Kenaikan sushu yang berakibat munculnya apa yang disebut
sebagai PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) telah menimbulkan suhu yang sangat
ekstrem seperti hujan yang sangat deras hingga banjir, beberapa badai yang dating
silih berganti di beberapa wilayah Negara di dunia hingga masalah kekeringan
dan kemarau panjang, gelombang panas, dan badai topan.
Beberapa pakar mengatakan bahwa pemanasan global sendiri
terjadi karena naiknya gas rumah kaca yang terdiri atas CO2, CH4,
dan NO2. Polapneggunaan energy baha bakar fosil seperti minyak dan
batu bara yang menjadi berlebihan dan tidak efisien.
Aktivitas ekonomi dan model ekonomi pasar selanjutnya
dituding oleh banyak pihak sebagai hulu dari seluruh rangkaian pemanasan global
tersebut. Aktivitas ekonomi kemudian menggunakan sumber daya yang yang
selanjutnya menghasilkan emisis gas buangan CO2. Secara ekonomis,
model sepert ini akan memberikan keuntungan yang berlipat, namun pengaruhnya
terhadap lingkungan sangat uruk. Setiap pelaku dari ekonomi pasar harus mampu
berdaya saing, dank arena tidak mau kehilangan peluang itupun, para pelalku
kemudian terpacu untuk mengeksploitasi seluruh sumber daya yang dimiliki,
termasuk bahan bakar.
Perilaku
industry juga sebetulnya dipicu oleh adanya kenaikan konsumsi masyarakat. Beragam
kebutuhan barang terus hadir memenuhi pasar yang tiada henti. Bervariasinya bentuk
dan jenis makanan serta mibuman juga hadir. Contoh, makanan cepat saji yang
tersebar di seluruh penjuru dunia ini. Daging sapinya menyumbangkan gas metana
(CH4) yang juga termasuk gas rumah kaca. Bila konsumsi daging
tersebut terjadi setiap harinya dalam jumlah yang besar, bias direnungkan
berapa banyak jumlah sapi yang harus dipotong dan berapa pula hasil yang
dikeluarkan gas metana pada saat pemotongan tersebut terjadi.
Comments
Post a Comment