ISU PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
Isu Pengembangan Infrastruktur
Persoalan infrastruktur sangat
kompleks, melibatkan banyak disiplin ilmu. Masing-masing daerah bisa saja
menghadapi persoalan yang berbeda. Namun ada sejumlah persoalan bersama yang
dihadapi yang antara lain adalah :
·
Perkembangan tata ruang kota yang tak terkendali
akibat urbanisasi; pembangunan infrastruktur kalah cepat dengan perubahan tata
ruang tersebut;
·
Berkurangnya daya dukung lahan, terutama daerah
perkotaan;
·
Konflik elit politik;
·
Konflik penduduk, potensial konflik daerah;
·
Sumber daya air yang tidak dikelola oleh satu
instansi, tapi dikelola oleh banyak instansi terkait;
·
Bencana alam;
·
Keterbatasan sumber dana pemerintah;
·
Rusaknya jalan-jalan nasional / utama akibat musim
dan pembebanan yang diatas daya dukung perkerasan;
·
Lebih merupakan isu kebijakan dan budget daripada
isu teknis;
·
Proses politik dan keterlibatan publik: harapan dan
perubahan pola hidup;
·
Kapasitas finansial (financial capacity);
·
Manajemen pertumbuhan (Growth management);;
·
Manajemen aset(Asset management)
·
Iptek (Knowledge and technology);
·
Kompleksitas sistem & kerentanan (System
complexity and vulnerability)
·
Kapasitas daya kerja.
Para
pakar infrastruktur dari berbagai negara di Asia
Pasifik memiliki kesamaan persepsi mengenai masalah mendasar dalam pembiayaan
infrastruktur dengan membahas lima isu, antara lain:
1. Isu
Peran Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
·
Inftrastruktur memiliki peranan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan jangka pendek menciptakan lapangan kerja
sektor konstruksi dan jangka menengah dan panjang akan mendukung peningkatan
efisiensi dan produktivitas sektor-sektor terkait
·
Infrastruktur sepertinya menjadi jawaban dari
kebutuhan negara-negara yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan
membantu penanggulangan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, mendukung
tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta
merendahkan biaya aktifitas investor dalam dan luar negeri;
·
Menyadari pentingnya infrastruktur dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi, para pakar infrastruktur sepakat bahwa dalam
mendorong pembangunan infrastruktur, pemerintah sebagai pemain utama dalam
sektor infrastruktur selayaknya menjaga kesinambungan investasi pembangunan
infrastruktur dan memprioritaskan infrastruktur dalam rencana pembangunan
nasional, sehingga infrastruktur dapat dibenahi baik secara kuantitas maupun
kualitas. Pembangunan infrastruktur juga sepatutnya melibatkan pihak swasta dan
masyarakat demi tercapainya pembangunan berkesinambungan. Haruslah ada
kombinasi yang tepat antara infrastruktur berskala besar dan kecil untuk
mencapai target penanggulangan kemiskinan dan Agenda 21. Untuk itu perlu
pendekatan lebih terpadu dalam pembangunan infrastruktur mulai dari perencanaan
sampai pelayanannya kepada masyarakat, guna menjamin sinergi antar sektor,
daerah maupun wilayah.
2.
Isu Pembiayaan Infrastruktur Oleh Pemerintah
·
Diakui oleh pakar-pakar bahwa pemerintah memang
menghadapi tantangan serius dalam pembiayaan infrastruktur dimana keterbatasan
dana menyebabkan tidak mungkinnya pemerintah mengandalkan metode pembiayaan
konvensional untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat.
Bahkan untuk infrastruktur dimana kelayakan finansial tidak mungkin dicapai
seperti di daerah terpencil dan pedesaan, dana pemerintah masih belum mencukupi
mengingat biaya investasi yang cukup besar;
·
Mengingat keterbatasan dana pemerintah, maka cost-recovery
sebaiknya dikembangkan secara bertahap dengan prioritas awal menutup biaya
operasional dan perawatan, sehingga pada akhirnya anggaran pemerintah dapat
dialokasikan khusus untuk prasarana dengan manfaat sosial tinggi namun
kelayakan finansial rendah;
·
Pemerintah juga disarankan mengembangkan sumber
pendanaan alternatif seperti penerbitan surat berharga, pajak langsung (earmark-ed) atau
dana infrastruktur, iuran pengguna dan skema pembiayaan proyek.
·
Menyadari tantangan pembiayaan infra-struktur,
perlu tetap dikedepankan prinsip “Infrastructure for
Allâ€, dengan
pemerintah menjamin kesetaraan sosial melalui penyediaan prasarana dasar dalam
rangka mendukung penanggulangan kemiskinan;
·
Dalam hal subsidi silang dari pengguna
komersial ke pengguna non komersial, transparansi dan prinsip keterjangkauan
biaya harus diutamakan;
·
Dalam menjamin efektivitas proyek
infrastruktur, partisipasi masyarakat harus didorong.
3. Isu
Tentang Kemitraan Publik dan Swasta dalam Infrastruktur
·
Diakui - keterbatasan sumber daya pemerintah
telah menjustifikasi hadirnya pihak swasta dalam penyediaan infrastruktur.
·
Dalam beberapa kasus, seringkali pemerintahan
terlalu birokratis, sehingga tidak seefisien sektor swasta dalam penyediaan
infrastruktur.
·
Walaupun banyak manfaat kemitraan swasta dengan
pemerintah dalam infrastruktur, terdapat pula
banyak proyek infrastruktur yang melibatkan pihak swasta yang menghadapi
masalah operasional karena kurang jelasnya kebijakan pemerintah terutama
kerangka hukum dan perundang-undangan, resiko nilai tukar mata uang dan
berbagai ketidak pastian yang ber-muara pada terlalu tingginya biaya pengguna
·
Para pakar mengusulkan kemitraan pemerintah
dengan pihak swasta dalam mengevaluasi tujuan dari proyek dan menetapkan
pembagian resiko yang adil, menjamin pendapatan minimum dan menjamin
konsistensi peraturan perundang-undangan;
·
Pemerintah juga seharusnya menjamin kelayakan
ekono-mis proyek infrastruktur sebelum menerapkan kemitraan dengan swasta.
·
Pemerintah perlu senantiasa menjamin bahwa kepentingan
publik, investor dan pengguna tetap dilindungi, diantaranya melalui konsultasi
dengan masyarakat dan membentuk badan regulator independen bila diperlukan.
·
Mekanisme pasar perlu dijamin untuk mendorong
terbentuknya corporate governance yang
baik meliputi persaingan sehat, transparansi dan akuntabilitas.
·
Pendanaan kemitraan sektor publik dan swasta
dapat dikembangkan melalui metode-metode seperti asset-backed
securities, modified turn key system, dana infrastruktur dan
skema insentif lainnya.
4. Swastanisasi
Atau Lebih Sering Dikenal Sebagai Privatisasi
·
Metode ini yang sering dipercayai membawa
efisiensi dalam alokasi investasi, meningkatkan kualitas pelayanan, seringkali
membawa masalah karena sulitnya mempertemukan dua kepentingan yang berbeda antara
pemerintah yang menonjolkan kesejahteraan masyarakat dan swasta yang lebih
mencari keuntungan.
·
Privatisasi juga sering menghadapi kendala
penolakan masyarakat yang mungkin disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap konsep privatisasi yang sebenarnya dan karena kurang terbukanya proses
privatisasi tersebut. Untuk itu konsultasi dengan masyarakat dan penyuluhan
konsep harus sering dilaksanakan.
·
Pemerintah seharusnya memfasilitasi dalam
meningkatkan minat investasi asing, menjamin prosedur pemberian izin
transparan, memperbaiki iklim usaha dan bila perlu membentuk badan regulator
mempertimbangkan kondisi nasional masing-masing negara.
5. Manajemen
aset dan pengembangan teknologi;
·
Defisit dalam biaya pemeliharaan, yang membawa
implikasi menurunnya kondisi pelayanan aset sehingga secara sistem kebutuhan
biaya rehabilitasi meningkat. Fenomena ini mendorong terjadinya biaya ekonomi
tinggi yang merugikan ekonomi domestik dan regional dengan meningkatnya harga
sementara produktivitas justeru menurun. Bantuan internasional sesuai preseden
belum pernah signifikan, tidak seperti bantuan pembangunan infrastruktur baru;
·
Langkah-langkah yang ditawarkan terutama
penerapan metode-metode percontohan yang sudah terbukti berhasil sebelumnya
disertai adaptasi lokal, sehingga biaya dalam memproduksi mampu biaya bagi
secara total dapat dioptimalkan.
·
Sistem penganggaran juga perlu ditinjau kembali
terkait keberlanjutan fungsionalisasi aset infrastruktur seperti jaminan sumber
pendanaan dari pengguna maupun kontrak berdasarkan area, multi tahun atau
kontrak berbasis kinerja;
·
Pilihan teknologi sangat penting untuk
efisiensi, namun bagi negara-negara berkembang sering kesulitan terutama biaya.
Oleh karena itu, ditekankan pentingnya meningkatkan kerjasama internasional Asia Pasifik dalam pengelolaan aset infrastruktur
yang sebagai wahana pula bagi peningkatan daya
saing ekonomi wilayah.
·
Seiring globalisasi, tantangan domestik dan
tekanan eksternal kian mendesak banyak negara melakukan pembenahan karena
kompetisi yang semakin ketat. Infrastruktur fisik baik prasarana transportasi,
sumber daya air, energi, air bersih, kereta api, drainase dan sanitasi,
telekomunikasi maupun pengelolaan sampah, sebagai modal sosial masyarakat
merupakan prasyarat aktivitas sosial dan ekonomi, sehingga termasuk diantara
faktor daya saing terpenting dalam menghadapi persaingan global.
Pada tingkat regional, wilayah
Asia Pasifik sebagai pusat ekonomi terpenting di
dunia juga memerlukan investasi infrastruktur untuk mempertahankan laju
pertumbuhan ekonominya. Maka, kerjasama antara negara-negara di wilayah Asia Pasifik dalam bidang pembiayaan pemerintah,
kemitraan pemerintah dan swasta, manajemen aset dan teknologi infrastruktur
sangatlah penting dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur yang akan
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Kerjasama ini diperkirakan
akan berkembang di seputar tiga isu penting yaitu:
·
Harmonisasi system infrastruktur dan standar
teknis antara Negara-negara Asia Pasifik untuk memfasilitasi pergerakan barang
dan jasa secara mulus.
·
Meningkatkan riset terpadu, database
infrastruktur regional, pertukaran profesional, riset gabungan dan aktivitas
lainnya yang mendorong pertukaran pengalaman, keahlian dan pengetahuan, dan
Comments
Post a Comment